Demi semua yang aku jalani bersamamu,aku akan mencintai mu,menjaga mu selama hayat ku,ku akan setia di sisi menemanimu

Sabtu, 17 November 2012

aku pasrah

Kematian

Apakah kematian akhir dari segala sesuatu?  Apakah anda takut dengan kematian??


Sementara anda menjalani perjalanan hidup ini, anda dapat mengambil jalan dari kematian menuju ke kehidupan kekal. Kematian bukan topik yang senang dibicarakan orang. Kematian tidak pernah memandang bulu. Kematian itu dingin dan final. Kita dapat berbicara mengenai kematian sebuah pengharapan, kematian sebuah hubungan, kematian sebuah pernikahan, dan akhirnya kematian fisik. Semua bentuk kematian ini sangat menyakitkan.
Jenis lain dari kematian adalah kematian rohani. Kematian rohani ini sifatnya kekal karena kita semua diciptakan dalam gambar Allah, jiwa kita akan hidup selama-lamanya. Bagaimana kita menjalani hidup saat ini menentukan nasib kekal kita. Kita sering mendengar mengenai orang yang begitu takut kepada kematian. Kematian memang menakuti banyak orang karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kematian. Ketidakpastian akan masa depan dan apa yang akan dialami nanti pada akhir membuat manusia begitu takut.
Ada orang yang percaya setelah kematian hanya ada kegelapan. Setelah menjalani hidup di dunia ini, beberapa orang percaya bahwa tidak ada apapun yang tersisa setelah kematian. Tapi mestinya ada sesuatu setelah itu. Bagaimana kita bisa menjalani hidup yang berarti jika tidak ada apa-apa setelah kematian?
Saya percaya bahwa ketika meninggal dunia semua kita akan berdiri di hadapan Pencipta langit dan alam semesta dan memberikan pertanggungjawaban atas hidup kita. Sepertinya menguntungkan kalau kita dapat mencari jalan  untuk membenarkan diri di hadapan Allah. Apakah begitu mudah menghadap kepada Allah dan membela diri? Apakah Allah tidak mengenal setiap bagian dari hidup kita? Lalu bagaimana dengan semua egoisan yang kita telah melakukan ketika kita menyakiti orang lain, ketika kita tidak taat? Hmmm.
Mungkin saja Tuhan akan menimbangkan kebaikan dan keburukan yang telah kita berbuat. Mungkin lebih adil jika Ia akan mengadili berdasarkan pada mana yang terbanyak. Tetapi, apakah anda bisa menjamin bahwa kebaikan anda lebih banyak daripada keburukan? Jika anda belum pasti apakah anda bisa masuk surga atau anda belum tahu bagaimana cara untuk masuk surga, maka sebenarnya anda seharusnya takut kepada kematian.